Monday, December 10, 2012

Harap kesabaran masih ada dalam diri ini

 

 Fikiran saya masih lagi bersarang dengan satu masalah, masalah orang tapi saya terpaksa memikirkannya. Saya dan dia memegang jawatan dalam satu kumpulan, yang baru dibentuk. Hasrat kami cuma nak mengerakkan kesatuan ini yang sudah dibentuk lebih dari setahun supaya ada kemajuan. Sebagai permulaan banyak perkara yang perlu difikirkan. 
Awalannya nampak macam kami sangat sesuai untuk berganding, namun langit tidak selalu cerah. Masalah melanda dia, dan dia mula berubah. Sudah tak mahu berbincang lagi, kalau bincang pun hanya sebentar dan seboleh mungkin dia cuba melarikan diri. Saya cuba untuk mendekati dan menarik perhatian dia. Dari pengamatan saya dia mungkin tak mahu berbicara panjang dengan saya. Kerana dia boleh bercakap dengan orang lain dan bergurau senda. Bila saya cuba dekat dengan dia, dia akan cakap sepatah dua dan mengundurkan dirinya.
Dari itu saya cuba pendekatan yang lain, mungkin saya pula cuba menjarakkan diri saya. Namun saya bukanlah jenis orang yang cukup sabar. Apa yang saya rasakan sekarang ni? Saya rasa macam saya terlalu mengambil tahu hal ehwal orang lain. Mungkin dia rasa banyak cerita yang saya tahu dan tak mahu saya terus menekan dia untuk bercerita kepada saya. 
Ya Allah, hambaMu ini sangat tertekan. Tolonglah sabarkan hati ini. Kuatkan semangatku ya Allah. Ampunkan dosaku. Andainya ukhwah ini tidak ada kebaikan tunjukkanlah jalan keluar dan jika ianya membawa ke arah jalan yang benar maka lembutkanlah hatiku dan hati dia. Amin ya Robb.

Thursday, December 6, 2012

Sabaq la... Allah tau



‘bila engkau memandang segalanya dari Tuhanmu, yang mencipta segalanya, yang menimpakan ujian, yang menjadikan sakit hatimu, yang membuatkan keinginanmu terhalang, serta menyusahkan hidupmu..pasti akan damailah hatimu kerana masakan Allah sengaja mentaqdirkan segalanya untuk sesuatu yang sia-sia, bukan Allah tidak tahu derita hidupmu, retaknya hatimu, tapi mungkin itulah yang Dia mahu kerana Dia tahu hati yang sebeginilah selalunya lebih lunak dan mudah untuk dekat dan akrab denganNya. Tabahkan hatimu sahabat, ganjaran besar untukmu, Al-Firdaus menantimu!’
 
C&P

Monday, December 3, 2012

Kewajiban Isteri Terhadap Suami



  1. Allah Taala berfirman yang bermaksud:
    "Kaum laki-laki itu pemimpin wanita. Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) alas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan harta mereka. Maka wanita yang solehah ialah mereka yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada menurut apa yang Allah kehendaki. "
    "Wanita-wanita yang kamu kuatirkan akan durhaka padamu, maka nasehatilah mereka (didiklah) mereka. Dan pisahkanlah dari tempat tidur mereka (jangan disetubuhi) dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu bersikap curang. Sesungguhnya Allah itu Maha Tinggi lagi Maha Besar." (An Nisa : 34)
  2. Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
    "Siapa saja isteri yang meninggal dunia, sedangkan suaminya redha terhadap kepergiannya, maka ia akan masuk Surga."
    (Riwayat Tarmizi)
  3. Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
    "Apabila seorang isteri telah mendirikan sholat lima waktu dan berpuasa bulan Ramadhan dan memelihara kehormatannya dan mentaati suaminya, maka diucapkan kepadanya: Masuklah Surga dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki."
    (Riwayat Ahmad dan Thabrani)
  4. Seorang perempuan datang ke hadapan Nabi SAW lalu berkata, "Wahai Rasulullah SAW, saya mewakili kaum wanita untuk menghadap tuan (untuk menanyakan tentang sesuatu). Berperang itu diwajibkan oleh Allah hanya untuk kaum laki-laki, jika mereka terkena luka, mereka mendapat pahala dan kalau terbunuh, maka mereka adalah tetap hidup di sisi Allah. lagi dicukupkan rezekinya (dengan buah-buahan Surga). Dan kami kaum perempuan selalu melakukan kewajiban terhadap mereka (yaitu melayani mereka dan membantu keperluan mereka) lalu apakah kami boleh ikut memperoleh pahala berperang itu?"
    Maka Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Sampaikanlah kepada perempuan-perempuan yang kamu jumpai bahwa taat kepada suami dengan penuh kesadaran maka pahalanya seimbang dengan pahala perang membela agama Allah. Tetapi sedikit sekali dari kamu sekalian yang menjalankannya."
  5. Sayidina Ali k.w.j. berkata: "Seburuk-buruk sifat bagi kaum laki laki itu adalah sebaik-baik sifat bagi kaum perempuan yaitu kikir dan bersikap keras dan takut. Karena sesungguhnya perempuan itu jika kikir, maka ia memelihara harta suaminya dan jika bersikap keras, maka ia menjaga diri dari berbicara kepada setiap orang dengan perkataan yang halus (mesra) yang menimbulkan sangkaan yang buruk, dan jika penakut. maka ia takut dari segala sesuatu, oleh karena itu ia tidak berani keluar dari rumahnya dan ia menjauhi tempat-tempat yang menimbulkan kecurigaan yang buruk karena takut kepada suaminya".
  6. Seharusnya seorang isteri mengetahui kedudukan dirinya seolah olah seorang 'hamba' perempuan yang dimiliki oleh suaminya atau sebagai 'tawanan' yang lemah. Oleh kerana itu dia tidak boleh membelanjakan sedikit pun dari hartanya (sendiri) kecuali dengan izin suaminya kerana ia diumpamakan sebagai orang yang dalam kawalan (perhatian).
  7. Wajib bagi seorang isteri:
    • Merendahkan pandangannya terhadap suaminya.
    • Tidak berkhianat terhadap suaminya ketika suaminya tidak ada termasuk juga hartanya.
    • Menunaikan hajat suami (jika diajak oleh suaminya) biarpun di waktu sibuk atau susah (ditamsilkan berada di punggung unta oleh Rasulullah).
    • Meminta izin suami untuk keluar dari rumahnya. Kalau keluar rumah tanpa izin suaminya maka dia dilaknati oleh malaikat sampai ia bertaubat dan kembali.
  8. Diceritakan dari Nabi SAW bahwa baginda bersabda, maksudnya:
    "Sungguh-sungguh meminta ampun untuk seorang isteri yang berbakti kepada suaminya yaitu burung di udara, ikan-ikan di air dan malaikat di langit selama ia selalu dalam kerelaan suaminya. Dan siapa saja dikalangan isteri yang tidak berbakti kepada suaminya, maka ia mendapat laknat dari Allah dan malaikat serta semua manusia. "
  9. Siapa saja di kalangan isteri yang bermuka masam di hadapan suaminya, maka ia dalam kemurkaan Allah sampai ia dapat membuat suasana yang menggembirakan suaminya dan memohon kerelaannya.
  10. Aisyah r.ha berkata:
    "Wahai kaum wanita Seandainya kamu mengerti kewajiban terhadap suamimu, tentu seorang isteri akan menyapu debu dari kedua telapak kaki suaminya dengan sebagian mukanya."
  11. . Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
    "Tiga orang yang tidak diterima sholatnya (tidak diberi pahala sholatnya) oleh Allah dan tidak diangkat kebaikan mereka ke langit ialah: hamba yang lari dari tuannya hinggalah dia kembali, seorang isteri yang dimurkai oleh suaminya hinggalah dia memaafkannya, orang yang mabuk hingga dia sadar kembali."
  12. Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
    "Jika seorang isteri berkata kepada suaminya: Tidak pernah aku melihat kebaikanmu sama sekali, maka hancur leburlah pahala amal kebaikannya."
    Keterangan:
    Maksud Hadis ini ialah jika seorang isteri memperkecilkan usaha baik suaminya seperti dalam memberi nafkah dan memberi pakaian maka hancur leburlah pahala amal kebaikannya.
  13. Nabi Muhammad SAW bersabda, maksudnya:
    "Siapa saja isteri yang meminta cerai dari suaminya tanpa sebab-sebab yang sangat diperlukan, maka haramlah bau Surga ke atasnya."
    Keterangan:
    Hal ini biasanya terjadi pada seorang isteri yang tidak berminat kepada suaminya lagi kecuali kalau dia meminta cerai kepadanya karena kuatir tidak dapat menjalankan kewajiban terhadap suaminya untuk menghindarkan diri dari kekecewaan suaminya.
  14. Nabi SAW bersabda maksudnya:
    "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada seorang isteri yang tidak bersyukur kepada suaminya."
    Keterangan:
    Hal ini biasa terjadi pada suami yang miskin dan isteri yang kaya. Lalu isteri itu menafkahkan hartanya kepada suaminya, kemudian mengungkitnya.
  15. Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
    "Pertama urusan yang ditanyakan kepada isteri pada hari Kiamat nanti ialah mengenai sholatnya dan mengenai urusan suaminya (apakah ia menjalankan kewajibannya terhadap suaminya atau tidak). "
  16. Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
    "Empat perempuan yang berada di Neraka ialah:
    Perempuan yang kotor mulutnya terhadap suaminya. Jika suaminya tidak ada di rumah ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya bersamanya ia memakinva (memarahinya). Perempuan yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang suami tidak mampu.
    Perempuan yang tidak menjaga auratnya dari kaum laki-laki dan memperlihatkan kecantikannya (untuk menarik kaum laki laki).
    Perempuan yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan minum dan tidur, dan ia tidak mau berbakti kepada Allah dan tidak mau berbakti kepada Rasul-Nya dan tidak mau berbakti kepada suaminya."

    Keterangan:
    Seorang perempuan yang bersifat dengan sifat-sifat ini akan dilaknati kecuali jika dia bertaubat.
  17. Al Hakim bercerita bahwa seorang perempuan berkata kepada Nabi SAW: "Sesungguhnya putera bapa saudaraku melamarku. Oleh kerana itu berilah peringatan kepadaku apa kewajiban seorang isteri terhadap suaminya. Kalau kewajiban itu sesuatu yang mampu aku jalankan, maka aku bersedia dinikahkan." Maka Baginda bersabda: "Kalau mengalir darah dan nanah dari kedua lubang hidung suaminya lalu (isteri) menjilatnya, maka itu pun belum dianggap menjalankan kewajibannya terhadap suaminya. Seandainya diperbolehkan untuk manusia bersujud kepada manusia lain, tentu aku perintahkan :seorang isteri bersujud kepada suaminya."
    Berkatalah perempuan itu, "Demi Tuhan yang mengutus Tuan, aku tidak akan menikah selama dunia ini masih ada."
  18. Imam Thabrani menceritakan bahwa seorang isteri tidak dianggap menjalankan kewajibannya terhadap Allah hingga ia menjalankan kewajibannya terhadap suaminya, dan seandainya suami memintanya (untuk digauli) sedang ia (isteri) di atas belakang unta maka tidak boleh dia menolaknya.
  19. Sayidina Ali k.w.j. berkata: "Aku masuk ke rumah Nabi SAW berserta Fatimah lalu aku dapati Baginda sedang menangis tersedu-sedu, kemudian aku berkata: "Tebusan Tuan adalah ayahku dan ibuku wahai Rasulullah, apakah yang membuat Tuan menangis?" Baginda bersabda, "Wahai Ali! Pada malam aku diangkat ke langit aku melihat kaum perempuan dari umatku disiksa di Neraka dengan bermacam-macam siksaan, lalu aku menangis karena begitu berat siksaan mereka yang aku lihat. Aku melihat perempuan yang digantung dengan rambutnya serta mendidih otaknya. Dan aku melihat perempuan yang digantung dengan lidahnya sedangkan air panas dituangkan pada tenggorokannya.
    Dan aku melihat perempuan yang benar-benar diikat kedua-dua kakinya sampai kedua-dua susunya dan diikat kedua-dua tangannya sampai ubun-ubunnya dan Allah mengarahkan ular ular dan kalajengking menyengatinya. Dan aku melihat seorang perempuan yang berkepala babi dan bertubuh keledai dan ia ditimpakan sejuta siksaan. Dan aku melihat seorang perempuan berbentuk anjing dan api masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya (jalan belakang) sementara malaikat memukul kepalanya dengan tongkat besar dari api Neraka
    ." Lalu Sayidatina Fatimah Az Zahra r.ha berdiri dan berkata, "Wahai kekasihku dan cahaya mataku! Perbuatan apa yang dilakukan oleh mereka hingga ditimpa seksaan ini?" Maka Nabi SAW bersabda: "Wahai anakku! Adapun perempuan yang digantung rambutnya itu adalah karena dia tidak menutupi rambutnya dari pandangan kaum laki-laki ajnabi.
    Adapun perempuan yang digantung dengan lidahnya karena dia telah menyakiti suaminya.
    Adapun perempuan yang digantung kedua-dua susunya karena dia telah mempersilahkan (orang lain) untuk menduduki tempat tidur suaminya.
    Adapun perempuan yang diikat kedua-dua kakinya sampai keduadua susunya dan diikat kedua-dua tangannya sampai ke ubun ubunnya dan Allah mengarahkan ular-ular untuk menggigitnya dan kala jengking untuk menyengatinya karena dia tidak mandi junub setelah haid dan dia mempermainkan (meninggalkan) sholat. Adapun perempuan yang berkepala babi dan berbadan keledai karena dia adalah ahli adu domba dan pembohong. Adapun perempuan yang berbentuk anjing dan api masuk ke mulutnya dan keluar dari duburnya karena ia ahli umpat lagi penghasut.
    Wahai anakku! Celaka bagi perempuan yang tidak berbakti kepada suaminya.
    "
  20. Seorang isteri hendaklah menyedari bahwa seorang suami bagi isteri adalah bagaikan ayah bagi seorang anak kerana taatnya seorang anak kepada ayahnya dan memohon keredhaannya adalah wajib. Seorang suami pula tidak wajib mentaati isteri
  21. Menjadi pendorong serta penasihat dalam hal-hal kebaikan.
  22. Memahami hal-hal yang digemari dan yang dibenci oleh suami.
  23. Setiap perbuatannya hendaklah menyenangkan hati suami.
  24. Senantiasa menambahkan ilmu agamanya serta amalan-amalannya dengan berbagai macam cara seperti membaca, mendengar kaset-kaset ceramah agama serta mengikuti majlis- majlis agama.
  25. Demi cinta terhadap suaminya seorang isteri akan melakukan khidmat dan bakti kepada suaminya cara hal yang sebesar-besarnya sampai hal yang sekecil-kecilnya seperti menggunting kuku, memotong kumis, dan meminyakkan rambut suami. Rasulullah SAW pernah berkata kepada Siti Fatimah: "Ya Fatimah, apabila seorang wanita meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya, memotong kumis dan menggunting kukunya maka Allah akan memberinya minum dari air Surga yang mengalir di sungai sungainya dan diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kubumya menjadi sebuah taman yang indah dan taman taman Surga. "
  26. Senantiasa menyediakan air di sisi suami. Selama ia berbuat yang demikian selama itulah ia didoakan keampunan oleh para malaikat.
  27. Memasak makanan menurut kesukaan atau selera suami.
  28. Menambal baju atau pakaiannya yang buruk.
  29. Siapkan barang-barang keperluan di dalam sakunya seperti sisir, celak, berus gigi, cermin dan minyak wangi (ikut Sunnah). 
  30. Ikut kemahuan suami pada waktu bersenda gurau, memijat, mengipas dan sebagainya.

Ini Bukan Lelaki!

Oleh : M.I.A./Imran Haaz

Bismillahir Rahmanir Raheem..

Berikut merupakan sebuah kisah yang dipetik dari Tafsir al Azhar, Prof. Dr. HAMKA.

Suatu ketika, pada abad ke sembilan belas ketika Acheh berperang dengan Belanda. Zentgraf, seorang pengarang terkenal telah menceritakan di dalam bukunya yang diberikan judul 'Aceh'.

Katanya, "Pada suatu hari hari, pergilah soldadu-soldadu Belanda mengadakan rondaan ke suatu kampung, mencari kalau-kalau ada 'Muslimin' bersembunyi dikampung tersebut. (Orang-orang Aceh, pada ketika itu menggelarkan pejuang-pejuang pembela agama dengan tanahair dengan gelaran 'Muslimin', bagi yang tidak pernah berjuang dan masih belum sempat berjuang, kehormatan dalam pemberian gelaran 'Muslimin' tersebut tidak akan diberikan.)


Maka, sampailah patroli Belanda tersebut ke dalm kampung. Di dapatinya kampung tersebut lengang sahaja. Terutamanya orang-orang lelaki tidak seorang pun kelihatan. Yang bertemu sekali sekala hanyalah orang-orang perempuan di dalam kampung tersebut. Maka sampailah patroli itu ke muka sebuah rumah. Didapati seorang perempuan sedang menumbuk padi. Patroli yang melalui kawasan tersebut tidak dipedulikannya. Dia tidak menunjukkan sebarang rasa takut, malahan diwajahnya terbayang kebencian. Komandan patroli tersebut lalu mendekati dia dan bertanya : "Adakah di sini orang lelaki?"

Perempuan itu menjawab : "Tidak ada!" Dia terus menumbuk padinya. Sikap wanita yang dianggap sebagai angkuh dan penuh benci itu menimbulkan curiga di dalam ahti Komandan Ptroli tersebut. Lalu diarahkannya supaya orang-orangnya naik ke rumah dan mula menggeledah. Tiba-tiba dari bawah tempat tidur, dapat dikeluarkan seorang lelaki yang bersembunyi di situ. Lelaki itu ditarik keluar dan dibawa kehadapan perempuan tersebut. Dia langsung ditanya: "Mengapa kamu bohong? Kamu katakan tiada lelaki di sini, padahal kamu sembunyikan di bawah tempat tidur?"

Perempuan itu kemudian menjawab dengan gagahnya. "Aku tidak berbohong! Benar-benar tidak ada lagiyang bernama lelaki di dalam kampung ini. Semuanya telah pergi menjadi Muslimin (pejuang di jalan Allah bagi membela agama dan tanahair).

"Habis tu, ini siapa? Bukankah ini laki-laki?"

Perempuan itu dengan muka penuh benci dan marah, dengan pandangan menghina kepada saudara kandungnya yang bersembunyi di bawah tempat tidur itu menjawab : "Ini bukan lelaki. Yang laki-laki telah pergi (berjuang)?"

Dengan semangat demikian, Aceh bertahan lebih dari 40 tahun.

Cerita tersebut diceritakan Prof. Dr. Hamka ketika merujuk situasi yang hampir sama dengan apa yang berlaku ketika ayat 86 dan 87 surah at Taubah diwahyukan.

Dan apabila diturunkan suatu Surah (yang menyeru), bahawa hendaklah mereka beriman kepada Allah dan berjihad bersama-sama RasulNya, meminta izinlah kepada engkau orang-orang yang mampu dari mereka, dan mereka katakan : "Biarkanlah kami tinggal bersama-sama orang yang tinggal."

Merekalebih senang bahawa ada mereka bersama-sama perempuan-perempuan yang tinggal., dan telah dicap atas hati mereka. Maka tidaklah mereka mengerti.

Aceh mendapat kekuatan kerana lelaki-lelaki dan wanita-wanita muslim mereka berganding bahu dalam satu semangat yang tinggi dan kuat untuk mempertahankan agama dan tanahair. Mereka menyintai lelaki-lelaki mereka, tetapi cinta mereka kepada lelaki-lelaki mereka menyebabkan mereka berasa jijik sekiranya lelaki-lelaki yang mereka cintai tidak segera mengambil tanggungjawab untuk menyahut panggilan perjuangan bagi mempertahankan agama yang diredhai Allah. Mereka sanggup berpisah kerana Allah. Wanita-wanita ini berasa jijik sekiranya lelaki-lelaki yang mereka cintai tidak menjalankan tanggungjawab mereka sebagai lelaki. Mereka memaksa lelaki-lelaki yang mereka cintai keluar di jalan Allah kerana mereka tidak mahu menjadikan diri mereka sebagai satu alasan yang digunakan lelaki-lelaki bacul, untuk menjauhkan diri dari menjalankan segala perintah-perintah Allah.

Tanpa wanita-wanita besi sebegini, umat itu tidak cukup kuat. Mereka mudah tumpas. Mereka mudah dikalahkan. Wanita-wanita besi sebegini diperlukan untuk membina generasi anak-anak muda yang baru. Tidak memanjakan anak-anak dengan cara yang tidak kena tempat. Tidak terlalu memanjakan suami di dalam cara yang tidak kena tempat. Wanita-wanita besi ini, seharusnya menjadi pemangkin kepada kekuatan insan-insan lelaki disekeliling mereka untuk maju dan bertegas di dalam kesungguhan untuk menjauhi segala perbuatan yang dilarang dan melakukan segala perkara yang disuruh Allah.

Wahai wanita, ketika melihat kami lemah, paksakan dan tolakkanlah kami ke hadapan di jalan-jalan yang diredhai Allah dan jangan biarkan kami pulang sebagai lelaki-lelaki yang bacul. Jangan menyimpan dan menyembunyikan kami di rumah sepertimana lelaki bacul di dalam kisah di atas. Tidak ada guna menjadi lelaki ketika mana agama, bangsa dan tanahairnya menghadapi ancaman, segera dia bergegas bersembunyi di bawah katil.

Bentukkan generasi baru yang masih kecil ini dengan jiwa seorang pejuang. Bentukkan dia supaya menghormati wanita dan bentukkan dia dengan satu bentuk pemikiran yang mencengkam segenap pembuluh darah dan jiwanya bahawa dia itu hamba Allah, dan hamba-hamba Allah yang terbaik itu pula, mereka akan melaksanakan perintah Tuhan yang menciptakan serta memberikannya kehidupan. Tiada lelaki yang dapat berdiri gagah tanpa seorang wanita menyokong pembentukan peribadinya. Wanita itu boleh jadi ibu, kakak, adik, isteri dan mungkin juga anak. Dan jangan pula wanita itu pula menjadi sebab kemusnahan orang-orang lelaki disekeliling mereka. Sejarah telah membuktikan, pemimpin-pemimpin hebat dibentuk oleh wanita-wanita hebat yang memainkan peranan disekeling mereka. Sejarah juga membuktikan, sekian banyak tamadun hancur dan musnah juga kerana tindakan wanita-wanita disekeliling mereka.

Saya akhiri penulisan ini dengan kata-kata Muhammad Ali Jinnah, Pengasas negara Islam Pakistan.

No nation can rise to the height of glory unless your women are side by side with you. 

Rujukan :

1. 
Prof. Dr. HAMKA, Tafsir ayat 86 hingga 87 surah at Taubah, Tafsir al Azhar, Juzu’ 10,11 & 12, PT Pustaka Panjimas, Jakarta, m/s 316 – 318.

Read more: http://satuhala.blogspot.com/2012/09/ini-bukan-lelaki.html#ixzz2E2lTAlRn